Connect with us

Karya Kawan

Permasalahan Menggunakan Media Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Published

on

Ilustrasi. Foto : Istimewa

Bekawan.com – Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Namun kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parahnya lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan guru. Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami.

Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru simpang siur, tidak fokus pada akar masalah. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai alat bantu.Dalam proses belajar mengajar
kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Media Pembelajaran merupakan Sebuah sarana pembelajaran yang digunakan oleh seseorang dengan menggunakan alat yang dibuat untuk memudahkan dalam penyampaian materi ketika mengajar di Sekolah.

Proses belajar mengajar media pembelajaran juga dapat membangkitkan semangat belajar dan minat dari siswa yang tinggi, selain itu juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Pemakaian atau penggunaan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran di Sekolah. Media dimanfaatkan memiliki posisi alat bantu guru dalam proses mengajar, misalnya slide, foto, grafik, film, maupun pembelajaran menggunakan komputer yang berguna untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media juga diharapkan dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap serta retensi belajar siswa.

Menurut (Kustandi 2016:6) perkembangan media pembelajaran menuntut agar guru/pengajar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Media pembelajaran ini sangat membantu guru dalam mengajar di Sekolah dan merupakan solusi untuk membuat siswa senang ketika belajar dan tidak merasa jenuh. Agar siswa mendapat hasil yang diharapkan, maka guru dapat memperkenalkan pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sementara guru hanya sebagai fasilitator saja. Dengan melibatkan siswa dalam setiap kegiatan dan memberi rasa nyaman pada siswa, sehingga mereka tidak jenuh dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media dalam penggunaannya sebaiknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Pengertian media pembelajaran dapat diartikan sebagai perpaduan antara bahan dan alat.

Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya, proses pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi belajar-mengajar tersebut.

Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Berikut beberapa masalah dalam media pembelajaran di SD, diantaranya adalah:

1.Kurangnya Minat Guru untuk Memanfaatkan Media Pembelajaran

Dalam memanfaatkan media pembelajaran banyak sekali permasalahan yang dihadapi,
salah satunya adalah ada pada pendidik itu sendiri. Banyaknya media(terutama media modern) tidak memanjamin guru di sekolah dasar termotivasi untuk menggunakanya, bahkan semakin berat beban mental guru karena belum bisa menggunakannya, di sisi lain guru tidak mencari jalan keluar.

Dapat kita jumpai masih banyak guru di sekolah dasar yang menggunakan metode ceramah saja dalam pembelajarannya, tak ada media lain yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Banyak diantara pendidik yang tak pernah berpikir untuk membuat sendiri media pembelajarannya. Guru yang kreatif tak akan pernah menyerah dengan keadaan.

2. Ketidaktertarikan Peserta Didik pada Media Pembelajaran yang Digunakan

Banyak kita jumpai di sekolah dasar jumlah media pembelajaran kurang, kualitasnya buruk, dan media yang tidak accessible (mudah didapat/ diakses). ketidak tertarikan siswa terhadap pemanfaatan media tidak hanya berasal dari keadaan media itu sendiri, akan tetapi berasal dari bagimana pendidik dalam mengolah materi pembelajaran untuk disampaikan melalui media tersebut. Seperti telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa satu media tertentu belum tentu cocok digunakan untuk semua materi pembelajaran.

Kecocokan antara materi pembelajaran dengan media belum tentu akan menghasilkan proses pembelajaran yang baik apabila pendidik tidak menyampaikan materi melalui media pembelajaran dengan baik pula. Oleh karena itu, kadang kala siswa akan merasakurang tertarik untuk memanfaatkan media pembelajaran karena membutuhkan proses lama untuk mencerna materi pembelajaran.

3. Keterbatasan Sarana Prasarana Media Pembelajaran

Kekurangan alat dan fasilitas media pembelajaran sebagai faktor dominan terhadap keberhasilan pembelajaran keterampilan harus diatasi. Sekolah sebagai penyelenggaran pendidikan formal haruslah memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Demikian pula dengan media pembelajaran, sebagai pendidikan yang pelaksanaannya bersifat praktek harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk kelancaran pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini guru dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dan siswa dapat mengerti dan memahami materi yang disampaikan.

Solusi Dalam Mengatasi Permasalahan Media Pembelajaran :

1. Melakukan pelatihan kepada Pendidik Dalam Meningkatan Manajeman Pemanfaatan Media Pembelajaran

Meningkatkan kualitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, membentuk mindset berfikir untuk secara sadar menggunakan media pembelajaran dalam mengajar, setelah itu baru mengadakan pelatihan pemanfaatan media pembelajaran. Fungsi pelatihan adalah membantu pendidik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi
dan mengembangkan media pembelajaran, karena kesadaran untuk memanfaatkan media jauh lebih penting dari pada pelatihan memanfaatkan media tertentu, apa faedanya jika guru mahir memanfaatkan media tetapi tetap malas menggunakannya atau memanfaatkan media hanya untuk menggantikan posisi kehadirannya. Pelatihan bisa dilakukan dengan membentuk sebuah forum
nonformal yang mengundang ahli media pembelajaran.

Bentuk manajeman pengelolaan media pembelajaran (terutama media modernatau media yang jumlahnya terbatas di sekolah) dapat dilakukan dengan membuatdaftar jumlah media
pembelajaran yang tersedia di sekolah, membuat jadwal pengguna media pembelajaran, membentuk tim pengelola pemeliharaan media, danmembuat catatan-catatan lain yang relevan untuk manajeman pengelolaan media pembelajaran.

2. Mengkomunikasikan Rencana Pemanfaatan Media Pembelajaran kepada Peserta Didik

Kesuksesan pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri, maka mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media tertentu kepada peserta didik sangat penting. tujuan pemanfaatan media adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran sebagai subjek pembelajaran. Bukan semata hanya untuk memudahkan guru dalam mengajar, serta terdapat kecenderungan pada siswa untuk menyukai atau tidak media pembelajaran tertentu sangat mungkin terjadi.

Mengkomunikasikan rencana pemanfaatan media pembelajaran kepada peserta didik adalah agar peserta didik dapat mempersiapkan dirinya untuk memanfaatkan media pembelajaran dengan mempelajari materi pelajaran yang akan disajikan melalui media pembelajaran dan mempersiapkan fasilitas yang diperlukan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran melalui media tersebut. Dari sisi guru sendiri, ada tuntutan agar guru lebih mempersiapkan dirinya mengenai materi pelajaran yang akan dibahas serta mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan (dalam kondisi baik) agar tidak menjadi hambatan sewaktu pemanfaatan media pembelajaran dilaksanakan.

3. Pendidik Harus Kreatif dan Inovasi Dalam Keterbatasan Media Pembelajaran

Kreativitas Guru keterampilan dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana. Guru keterampilan mempunyai sikap kreatif dalam pembelajaran praktek, hal tersebut dilakukan dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana media pembelajaran agar pembelajaran tetap dapat berlangsung dan dapat dipahami siswa.

Media pembelajaran sederhana menggunakan lingkungan sebagai media adalah dengan memanfaatkan objek langsung yang tersedia di lingkungan kita. Penggunaan media objek langsung dalam kegiatan pembelajaran, berarti siswa dapat belajar melalui lingkungan. Hal tersebut berarti bahwa guru dapat menjadikan lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran sekaligus dan media objek langsung, dapat digunakan guru sebagai sumber belajar, sekaligus menjadi media yang digunakan dalam kegiatn pembelajaran.

Penggunaan media objek langsung ini akan sangat membantu siswa dan guru untuk mengajar dan memahami suatu materi yang dipelajari atau di ajarkan. Untuk memanfaatkan media pembelajaran sederhana dengan menggunakan atau memanfaatkan media objek langsung ini dapat ditempuh langkah sebagai berikut:
Guru menetapkan standar kompotensi dan kompotesi dasar yang akan dicapai.

Membuat dan menyusun RPP dengan memasukkan penggunaan media pembelajaran atau objek langsung yang akan di masukkan pada bagian Media atau sumber belajar dari RPP. (Sekedar mengingatkan bahwa komponen RPP sekurang-kurangnya terdiri dari: SK, KD, Waktu, Materi, Kegiatan Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar, serta Evaluasi).

Membuat langkah-langkah aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat memanfaatkan media sederhana yang bersumber dari lingkungan yang terdiri dari aktivitas Siswa sekurang-kurangnya terdiri dari; persiapan alat tulis, menulis atau mencatat hasil pengamatan terhadap objek, menyusun laporan hasil pengamatan serta menyampaikan hasil pengamatan. Untuk guru mata pelajaran, hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu apakah aktivitas tersebut dilakukan secara mandiri atau berkelompok. Sehingga kegiatan siswa sampai pada pembuatan dan penyusunan laporan dilakukan secara kelompok atau mandiri.

Dosen Pengampu : Purba Wijaya,SPd.,M.Pd

Penulis : Andini Salsabila Lestari, Bella Kartika Br Lubis, Yusri Kurniati

 

Kabar Kampar

Mahasiswa KKN MBKM UNRI, Skema Pengabdian Bagi Masyarakat di Desa Ranah Baru

Published

on

Bekawan.com – Pengabdian Kepada Masyarakat, Program Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Riau Tahun 2024 melaksanakan Sosialisasi Pencegahan Stunting Bagi bagi Masyarakat dan mitra kerjasama di Desa Ranah Baru Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Selasa (23/7/2024).

Tim Pengabdian ini diketuai oleh Dr. Emilda Firdaus, SH, MH, dengan Anggota Sukamarriko Andrikasmi,SH.,MH, dan Rahmi Paramulia, SKM. M.Kes, serta diikuti oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (MBKM) UNRI 2024 yang berjumlah 20 orang.

Kepala Desa Ranah Baru Robby Hidayat secara resmi membuka kegiatan sosialisasi ini yang di hadiri oleh dua kelompok mitra kerjasama yaitu Kelompok Tani Pulai Tarandam, kelompok sosial ibu – ibu raudhah Sasapan serta masyarakat dan perangkat desa Ranah Baru.

Dalam sambutannya Kades Robby menyebut Program Universitas Riau dan Adik-adik Mahasiswa (KKN) sangat membantu Masyarakat Desa Ranah Baru dalam berbagai program-program yang sudah dirancang terutama kegiatan sosialisasi mengenai Penanganan dan Pemenuhan Gizi Stunting Bagi Anak erta Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan.

“Masyarakat Desa Ranah Baru antusias terhadap kedatangan serta program-program yang akan dilaksanakan oleh Adik-adik mahasiswa KKN beserta Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Riau kami berharap Adik-adik Mahasiswa ini dapat mengembangkan potensi desa yang lebih baik lagi kedepannya,” ungkap Robby.

Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau Dr. Emilda Firdaus, SH, MH mengatakan bahwa sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk upaya Universitas Riau dalam membantu mengatasi permasalahan stunting yang terjadi di masyarakat, sehingga UNRI hadir ditengah masyarakat sesuai dengan motto nya UNRI jantung hati masyarakat Riau.

“Kami menyambut baik sinergi yang luar biasa ini, yang bisa jadi referensi semua pihak bagaimana kita bergotong royong menangani permasalahan serius salah satunya stunting. Dalam program pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa dengan seluruh elemen masyarakat, Kelompok Tani Pulai Tarandam, Pengajian Ar-raudhah Sasapan dan mahasiswa dapat ikut berperan menurunkan angka stunting,” ujarnya.

Selanjutnya, Narasumber Prof. Neni Hermita, M.Pd merupakan Guru besar Universitas Riau menyampaikan materi mengenai Pentingnya Menjaga Tumbuh Kembang Anak demi Masa Depan Anak.

“Tumbuh Kembang Anak adalah proses yang melibatkan perubahan Fisik, kognitif, emosional, dan sosial yang terjadi dari masa bayi hingga dewasa. Secara Fisik, pertumbuhan yang baik memastikan perkembangan tulang dan otot yang kuat, sistem kardiovaskular yang sehat, serta berat badan yang seimbang,” tuturnya.

Pemateri lainnya Rahmi Pramulia Fitri, SKM, M.Kes menjelaskan bahwa salah satu cara identifikasi anak stunting, salah satunya ada dalam buku yang diberikan oleh posyandu berisi data tumbuh kembang anak

“Stunting adalah pencerminan kondisi gagal tumbuh pada balita anak yang disebabkan Kurangnya gizi sehingga tumbuh kembang anak terganggu,” ujar Dosen STIKES Payung Negeri Pekanbaru tersebut.

Salah satu Tim Pengabdian lainnya, Sukamariko Andrikasmi, SH. MH, menjelaskan tumbuh kembang anak tidak hanya sekedar memberikan Gizi pada anak dalam mengatasi Stunting, akan tetapi faktor lainnya adalah Pelayanan Kesehatan yang baik. Hak setiap anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga didukung dalam UU No 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.

UU ini sebutnya, mengalami 11 kali perubahan dengan tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, perlindungan bagi masyarakat, serta mengatur kewenangan dan tanggung jawab tenaga kesehatan disebutkan bahwa, upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak dalam kandungan, bayi, balita, hingga remaja; termasuk upaya pemeliharaan kesehatan anak cacat dan anak yang memerlukan perlindungan.

“Tugas kita semuanya untuk dapat mengimplementasikan apa yang diamanahkan dalam perundang-undangan tersebut. Dengan demikian anak dapat menjadi investasi bagi bangsa dan negara,” kata Sukamariko. (Mufti Haikal)

Continue Reading

Karya Kawan

Pemadaman Listrik di Pekanbaru : Upaya dan Pencegahan Terhadap Sistem

Published

on

Penulis : Muhammad Rizki Ramadan (Mahasiswa Pascasarjana Fisip Ilmu Komunikasi Universitas Riau Tahun 2024)

Bekawan.com – Pada tanggal 4 Juni 2024, warga Pekanbaru dihebohkan oleh pemadaman listrik yang terjadi di berbagai wilayah. Pemadaman listrik tersebut tidak hanya terjadi sekali, namun berlangsung dalam beberapa jam yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Berbagai spekulasi pun muncul mengenai penyebab dari pemadaman listrik tersebut.

Pemadaman listrik yang sering terjadi di Pekanbaru juga memiliki dampak negatif terhadap kebutuhan masyarakat akan aliran listrik yang stabil dan terjangkau. Para pelaku usaha di kota ini juga sering merasa terganggu dengan adanya pemadaman listrik yang tidak terjadwal, mengingat listrik merupakan salah satu sumber daya yang sangat vital dalam operasional bisnis mereka.

Pemadaman selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari membuat Masyarakat resah akibatnya, sejumlah warga pekan baru memilih untuk mencari tempat yang memiliki daya Listrik alternatif (genset) seperti minimarket dan juga mall.

Adapun Penyebab pemadaman Listrik di pekanbaru sudah dikonfirmasi oleh Manajer komunikasi PT. PLN unit induk Distribusi Riau Tajuddin Nur, ia mengatakan penyebab dari pemadaman tersebut adalah karena adanya pemeliharaan jaringan transmisi yang terjadi gangguan di wilayah Sumsel.

Para petugas teknis dari perusahaan listrik setempat langsung turun ke lapangan untuk melakukan perbaikan dan pemulihan pasokan listrik. Namun demikian, pemadaman tersebut berdampak pada kegiatan sehari-hari masyarakat dan bisnis di wilayah terdampak.

Diperlukan waktu beberapa jam untuk mengatasi gangguan tersebut dan memulihkan pasokan listrik secara menyeluruh. Selama periode ini, beberapa fasilitas mungkin harus mengalami keterbatasan dalam penggunaan listrik, seperti penundaan dalam operasional bisnis dan gangguan pada infrastruktur jaringan komunikasi.

Pihak terkait telah memberikan informasi mengenai kemungkinan pemadaman listrik tersebut melalui media sosial dan saluran komunikasi resmi. Masyarakat diimbau untuk bersabar dan mempersiapkan diri menghadapi situasi pemadaman listrik yang berlangsung.

Upaya pencegahan dan perawatan secara berkala terhadap sistem kelistrikan diharapkan bisa mengurangi risiko pemadaman listrik di masa mendatang. Hal ini juga menjadi peringatan bagi seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan gangguan pada sistem kelistrikan.

Continue Reading

Kabar

Penanganan Banjir di Pekanbaru: Urgensi Komunikasi yang Jujur dan Partisipatif, dalam Perspektif Etika Komunikasi Lingkungan

Published

on

Penulis : Pebri Husen Nasution, Analis Berita Pemkab Padang Lawas (Mahasiswa Pascasarjana FISIP Ilmu Komunikasi Universitas Riau Tahun 2024)

Bekawan.com – Saat ini salah satu permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat Kota Pekanbaru adalah masalah banjir. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya banjir, seperti tingginya curah hujan sehingga mengakibatkan permukaan air sungai tinggi.

Namun masalahnya beberapa ruas jalan yang ada di Pekanbaru tidak berhubungan langsung dengan sungai besar misalnya Jalan HR Soebrantas, Jalan Arifin Achmad, Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Jenderal Soedirman (di depan RS. Awal Bros) dan beberapa ruas jalan lainnya yang jika hujan turun dalam rentan waktu 1 atau 2 jam saja sudah menyebabkan air yang ada di dalam drainase dan parit di di jalan-jalan tersebut meluap hingga ke badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan.

Memang, waktu yang dibutuhkan agar air dapat kembali surut hanya dalam hitungan jam, jika hujan sudah reda, namun tetap hal ini dapat merugikan masyarakat baik dari segi materi maupun non materi. Air yang masuk ke kabin mobil berpotensi dapat merusak mobil, motor yang mogok saat mencoba menerobos banjir, aktivitas ekonomi seperti perdagangan, jasa, dan bisnis lainnya juga dapat terganggu. Belum lagi masyarakat akan banyak kehilangan waktu dan produktivitas akibat memilih jalan alternatif adalah contoh kerugian dari sisi materi dan non materi.

Dulu masyarakat Pekanbaru banyak berharap kepada sosok calon walikota sebelumnya (Muflihun) yang akan membawa perubahan dalam hal masalah banjir. Masyarakat menilai salah satu indikator kesuksesan Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru adalah dapat menangani masalah banjir.

Seperti di media sosial Instagram banyak pro dan kontra, di mana ada masyarakat yang pro mengatakan bahwa penjabat walikota sebelumnya telah berhasil memimpin Pekanbaru dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun, dan dua tahun belumlah waktu cukup untuk menangani masalah banjir, dan ada juga yang kontra mengatakan Pj. Walikota sebelumnya ini gagal dalam memimpin Pekanbaru karena tidak berhasil menangani masalah banjir. Hal ini dianggap wajar karena kepuasan di masyarakat itu berbeda-beda karena masalah banjir Ini merupakan isu yang kompleks dan memerlukan pemahaman dari berbagai perspektif.

Sekarang harapan masyarakat Pekanbaru itu kembali dibebankan kepada walikota yang akan terpilih nantinya. Misalnya salah seorang bakal calon Wali Kota Pekanbaru yang fokus menyuarakan masalah banjir adalah Dr. Muhammad Ikhsan. Di akun media instagram miliknya, beliau mengatakan perlu kerja sama untuk mencari solusi penyebab banjir.

Pernyataan ini ada benarnya namun perlu juga ditekankan bahwa masalah banjir di Pekanbaru tidak dapat diselesaikan hanya oleh pihak pemerintah saja. Diperlukan keterlibatan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam upaya penanganannya. Inilah yang menjadi esensi dari perspektif etika komunikasi lingkungan.

Menurut Prof. Dr. Ir. Sigit Sutikno, M.Sc., “Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan merupakan kunci utama dalam mengatasi permasalahan lingkungan, termasuk banjir” (Sutikno, 2019). Ketika masyarakat terlibat secara langsung dalam upaya isu lingkungan, mereka akan merasa lebih bertanggung jawab dan memiliki rasa kepemilikan terhadap lingkungan di sekitarnya.

Ada beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan setiap diri kita untuk menerapkan etika komunikasi lingkungan dan berkomitmen mengatasi terjadinya banjir seperti :

  1. Membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah saat naik kendaraan atau sengaja membuang sampah di tepi jalan adalah salah satu penyebab utama banjir karena tersumbatnya saluran drainase oleh sampah. Oleh karena itu, berkomitmen untuk tidak membuang sampah sembarangan, adalah upaya kita untuk berkontribusi mengatasi terjadinya banjir.
  2. Bagi pemilik ruko khususnya di tepi jalan agar tidak menyemen pekarangan atau trotoar secara menyeluruh. Dengan tidak menyemen pekarangan atau trotoar, kita membantu menjaga area resapan air hujan ke dalam tanah. Hal ini dapat mencegah genangan air yang berlebihan di permukaan saat hujan deras.
  3. Jika memiliki pekarangan yang cukup, maka tanamlah pohon demi menjaga ruang terbuka hijau. Menurut Dr. Endi Haryono, M.Si., “Menanam pohon dan menjaga ruang terbuka hijau dapat meningkatkan daya serap air hujan dan mengurangi limpasan permukaan” (Haryono, 2021, hal. 27).
  4. Ikut Berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti membersihkan saluran drainase. Keterlibatan kita dalam kegiatan kerja bakti dengan membersihkan saluran drainase di lingkungan sekitar dapat membantu menjaga agar saluran tetap berfungsi dengan baik.
  5. Menyebarkan informasi dan mengajak lingkungan sekitar untuk berpartisipasi aktif menjaga lingkungan. Setiap dari kita mesti menjadi komunikator lingkungan di masyarakat dengan cara menyebarkan informasi dan mengajak lingkungan sekitar untuk berpartisipasi dalam upaya mengatasi banjir yang kerap terjadi.

Pertanyaannya adalah, apakah dari kita sudah melakukan hal-hal sederhana tersebut, sehingga secara etika komunikasi lingkungan Ke-5 prinsip sederhana dari etika komunikasi lingkungan ini akan memberikan satu solusi dalam penanganan masalah banjir. Jika satu masalah selesai maka pemerintah dapat memfokuskan pada isu-isu lain yang lebih krusial, misalnya isu tentang mahalnya biaya pendidikan, isu tentang kesehatan, isu tentang Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi serta isu-isu lainnya yang lebih prioritas.(***)

Referensi :

1. Sutikno, S. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Banjir di Kota Pekanbaru. Jurnal Sains dan Teknologi, 14(2), 13-25.

2. Haryono, E. (2021). Analisis Kemacetan Lalu Lintas di Kota Pekanbaru. Jurnal Teknik Sipil, 8(1), 22-31.

Continue Reading

Trending