Connect with us

Kawan Ngopi

Forum Anak Sudah Terbentuk di 21 Kecamatan dan 39 Desa di Kampar

Published

on

Kampar.,Bekawan.com – Didalam program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Kampar selain membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Satgas Pencegahan Kekerasan Dalam RumahTangga (PKDRT) Dinas PPKBP3A Kampar juga membentuk Forum Anak Kampar (FAK).

Forum Anak Kampar ini dibentuk mulai dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat desa. Yang saat ini sudah terbentuk di 39 desa di 21 kecamatan sebagai wadah bagi anak – anak untuk menuangkan kreatifitasnya.

“Forum ini terbentuk atas instruksi Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) tahun 2022, yang anggotanya anak – anak yang berusia dari 1 sampai 18 tahun,” ujar Kadis PPKBP3A Kampar Edi Aprizal melalui Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Satiti Rahayu, S.KM, M.KM, Kamis (16/11/2023) saat ditemui diruang kerjanya.

Forum Anak lanjut Satiti, mempunyai tugas dan fungsi sebagai Pelopor dan Pelapor diwilayah atau desa mereka masing – masing. Pelopor adalah bagaimana mereka menyuarakan hak anak seperti, hak hidup, hak tumbuh kembang, perlindungan dan hak partisipasi.

“Sebagai pelapor adalah mereka mempunyai tugas dan kewajiban untuk melaporkan setiap tindak tanduk dan hal – hal yang merugikan anak – anak misalnya, ada anak di satu keluarga yang tidak mendapatkan pelayanan Posyandu, maka forum anak ini akan melaporkan ke pihak terkait agar anak ini mendapat pelayanan kesehatan,” imbuh Satiti.

Dia mengatakan forum anak ini dibentuk juga dalam rangka menuju Kampar Kota Layak Anak, yang saat ini Kampar sudah mendapat predikat Madya sebagai sebagai Kota Layak Anak.

“Saat ini Forum Anak lagi melakukan seleksi Duta Anak yang akan mewakili Kampar ke tingkat provinsi dan nasional yang saat ini sedang berlangsung yang nantinya akan menyuarakan suara anak Kampar ditingkat nasional,” jelas Satiti.

Untuk kepengurusan Forum Anak periode 2024 – 2025 telah dilantik oleh Pj Sekda Kampar Ramlah pada bulam oktober kemarin. (Adv)

Continue Reading

Kawan Ngopi

Malam Berkesan di Terusan

Published

on

Suasana malam di Desa Terusan Kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Bekawan.com – Deru mesin Robin Piyau menyeruak memecah gelombang air sungai yang deras, perjalan dari Pangkalan Sarik, salah satu desa terluar dan berbatasan langsung dengan Sumatera Barat itu semakin mencekam karena sinar sang Surya tidak lagi Sudi berbagi cahaya seiring gelapnya malam di Desa Terusan Kampar Kiri Hulu.

Suara berisik mesin robin dibawah kendali Cu Izul berpacu dengan waktu, mengejar agar tim tidak kemalaman sampai didesa Terusan, Desa yang menjadi tujuan akhir setelah seharian tim Paslon nomor urut 1 ini melakukan kampanye dialogis.

“Astagfirullah, mesin mati,” perkataan setengah teriak Cu Izul mengagetkan lamunan saya, yang membayangkan sungai yang dilalui itu kayak Sungai Aare, Bern, Swiss.

Mendengar Istigfar Cu Izul, Pikiran saya langsung membayangkan hal yang buruk, kebayang batu cadas yang mengintip dari dalam sungai dihantam perahu yang hilang kendali itu.

Beruntung, usaha ketiga Cu Izul untuk kembali menghidupkan mesin Robin langsung berbuah manis, perahu pun dengan gampang dikendalikan dan menepi di Dermaga Desa Terusan.

Disana, kami disambut tenda ukuran 8×12 Meter, lengkap dengan terpal dan tikar, serta lampu penerangan yang kadang berkedip sesekali waktu.

Usai membersihkan badan di dinginnya air Sungai Subayang dilanjutkan sholat Magrib dibawah tenda, Repol didampingi Iib Nursaleh bersama masyarakat dan tim dari Bangkinang langsung santap malam dengan menu andalan masyarakat setempat yakni Sambo tokok. Sambil makan, kami juga akhirnya tahu ternyata mereka meminta izin ke tetuah kampung untuk mencari ikan di lubuk larangan demi menjamu tamu yang hadir.

“Jadi sebelumnya kan lubuk larangan itu dilarang bagi siapapun yang mencari ikan di areal yang sudah ditetapkan, demi menghormati Cu Repol dan tim yang hadir, kami minta izin membuka lubuk larangan tersebut,” jelas salah seorang warga setempat.

Makan bersama yang penuh kekeluargaan dan gelak tawa, ditemani ulam petai yang aduhai, membuat Cu Repol menjadi peserta makan malam 3 terakhir yang lambat siapnya. Setelah makan, tokoh masyarakat bergantian menyampaikan harapannya untuk Calon Bupati Kampar Repol.

“Saat ini mesjid kami bocor Pak Bupati, asal hujan bocor, dan masjid kami tidak punya teras,” papar M. Yatim Tokoh masyarakat setempat.

Ia juga meminta Calon Bupati Nomor urut 1 itu untuk memperjuangkan akses jembatan ke sekolah yang berada diseberang pemukiman warga, serta pembangunan fasilitas kesehatan.

Sementara itu, Pimpinan DPRD Kampar Iib Nursaleh langsung menjadi solusi atas keluhan yang disampaikan perwakilan warga. “Kalau itu terkait rehab ringan bangunan sekolah, agar dan hal lain yang tidak membutuhkan anggaran yang besar Insyallah bisa kita selesaikan lewat DPRD Kampar, tapi kalau udah anggaran yang besar, itu yang lainya kuasa Bupati, jadi untuk itu kita hantarkan Pak Repol ini jadi Bupati Kampar,” ajak Iib.

Usai berdiskusi dengan warga, kami pun kembali menaiki puluhan anak tangga menuju rumah tempat kami bermalam, karena kebanyakan bawa tas dan segala tetek-bengek tripod membuat saya dan Bang Ucok jadi orang terakhir rombongan, dan ternyata diatas puluhan anak tangga yang cukup curam itu terdapat 1 kuburan, 1 seperti Menhir dan persimpangan.

Meski sedikit shock dan bingung jalan semenisasi mana yang menuju rumah warga tempat kami bermalam, kamipun memilih jalan kanan karena melihat jalan sebelah kiri sangat curam.

“Alhamdullah,” ucap saya dalam hati, melihat pintu sebuah rumah warga masih terbuka, dan terlihat dari luar orang-orang berbaju kuning tengah bersiap tidur.

Dalam perjalanan dari simpang menuju rumah warga, Bang Ucok pun bercerita ketakutannya saat dalam Sampan tadi, kata dia suasana gelap dan air yang deras membuat dia membayangkan sampan itu terpotong dua bagian setelah menghantam batu gunung yang menjulang dari dalam air.

“Kayak adegan di film Titanic Ri, terbayang sama Ari kan sampan tuh terbagi dua,” ucapnya.

Dan saya hanya menjawab salam hati, ” Bah, korban film juga kawan ini!!”. ***

Continue Reading

Kawan Ngopi

Temui Warga Pangkalan Serai, Repol Cicipi Makanan Pengingat Nostalgia

Published

on

By

Calon Bupati Kampar nomor urut 1 Repol mencicipi gulai Buah Pencong makanan nostalgia nya..

Bekawan.com – Calon Bupati Kampar nomor urut 1 Repol S.Ag, MIP menggelar silaturahmi dengan warga masyarakat Desa Pangkalan Serai Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Ahad (17/11/2024) sore.

Meski harus mengarungi derasnya arus sungai Subayang dengan Piyau, Calon Bupati yang diusung Golkar ini tiba di dermaga desa yang terletak di Hulu Sungai Subayang ini. Dilokasi tersebut, Repol sempat menikmati menu makan tradisional Buah Pencong.

Sambil mencicipi makanan nastolgianya, Repol bercerita bahwa dulu buah Pencong menjadi makanan alternatif dirinya disaat musim penghujan tiba.

“Karena musim penghujan tidak bisa manakiok (Menderes), sehingga ekonomi semakin sulit, jadi buah Pencong jadi makanan alternatif, kalau kami dulu kami goreng rasanya mirip jengkol,” ujar Repol.

Kepada kaum ibu dan warga yang hadir Repol menyampaikan sejumlah program yang ia jalankan saat dipercaya menjadi Bupati Kampar Periode 2024-2029, diantaranya terkait kebijakan menambah insentif guru MDA, dan mewajibkan anak sekolah MDA.

“Kami juga akan membuat program yang cocok dengan alam Kampar Kiri Hulu, agar ekonomi masyarakat meningkat namun tidak merusak keindahan dan keasrian alam kita,” paparnya.

Selain itu, Ketua Golkar Kampar ini juga menjelaskan terkait program pemberian seragam gratis untuk anak sekolah serta rehab bangunan sekolah terutama yang mengalami kerusakan berat.

“Sekolah yang rusak berat merupakan program jangka pendek yang akan dituntaskan oleh Repol-Ardo, Piti Kampar kita utamakan untuk membangun sekolah, tanpa buat proposal,” jelas Repol. Ia juga menjelaskan komitmennya untuk memaksimalkan PLTA Mini serta jaringan internet yang menjadi satu satu kendala utama di desa tersebut. ***

Continue Reading

Kawan Ngopi

Kuatkan Literasi, Dispersip Kampar Gelar Stakeholder Meeting

Published

on

Bekawan.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Kampar menggelar Stakeholder Meeting (SHM) dengan pemangku kepentingan yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar, Kamis (24/10/2024) pagi.

Acara yang digelar di Aula Dispersip Kampar ini mengangkat tema Penguatan Literasi Desa bertujuan untuk memperkuat, melanjutkan sinergi dan kolaborasi stakeholder sebagai gerakan bersama dalam membangun literasi masyarakat melalui transformasi perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, membangun dukungan stakeholder untuk perluasan dan keberlanjutan program.

Yang bertindak sebagai ketua pelaksana Acara ini dan juga Kabid Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan Bambang, S.Ip, M.Si.

Kepala Dispersip Riau Dra. Mimi Yuliani saat membuka acara mengatakan bahwa literasi tidak terbatas oleh ruang lingkup yang kecil namun meliputi segala aktivitas hidup manusia, literasi dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik dari berbagai sisi.

“Literasi itu menyangkut hajat hidup orang banyak dalam bertransformasi menjadi lebih baik lagi kedepannya, inilah yang menjadi spirit perubahan dalam program Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) langsung menyentuh kepada masyarakat itu sendiri, literasi dapat digambarkan sebagai peletak pembangunan pondasi awal hingga mengawal menuju kesejahteraan,” ujar Mimi.

Mimi juga menerangkan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus saling membantu agar literasi ditengah masyarakat khususnya Kampar dapat membudaya di tengah masyarakat, menurutnya harus ada langkah konkrit untuk menuju Kampar yang memiliki Sumberdaya yang mumpuni melalui literasi.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Dispersip Kampar DR. Yuli Usman, M.Ag saat memberikan sambutan, menurutnya literasi sebagai jantungnya melakukan perubahan kearah yang lebih baik, Dispersip Kampar selalu mengupayakan yang terbaik untuk masyarakat untuk meraih kesejahteraan dengan berbagai program inovasinya.

“Dispersip Kampar selalu mengupayakan pelayanan terbaik dalam memobilisasi masyarakat kearah yang lebih baik dengan berliterasi, Dispersip juga menciptakan inovasi dalam membudayakan literasi di tengah masyarakat, melalui SHM ini saya mengharapkan seluruh pemangku kebijakan menyesuaikan persepsi bersama membangun kampar melalui literasi,” tutupYuli. (Adv)

 

Continue Reading

Trending